Operasional: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Operasional: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Retinopati Diabetik – Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Retinopati adalah kerusakan pada retina yang mengganggu penglihatan hingga mengakibatkan kebutaan. Salah satu jenisnya adalah retinopati diabetik. Apa saja gejala, penyebab, dan bagaimana cara mengobatinya?

Apa Itu Retinopati Diabetik

retinopati diabetik

Retinopati diabetik adalah gangguan retina akibat hiperglikemia kronik pada penderita diabetes mellitus (DM). Awalnya hanya gejala ringan bahkan tidak bergejala. Namun jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, ia bisa mengakibatkan kebutaan.

Diabetes melitus mengakibatkan pembuluh darah di seluruh tubuh rapuh. Pun pembuluh darah di dalam mata. Pembuluh darah yang rapuh ini mudah mengalami kebocoran. Jika sampai bocor, maka terjadi komplikasi di mata khususnya vitreous dan lapisan retina.

Menurut WHO, retinopati diabetik merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan di seluruh dunia pada pasien usia 20-64 tahun. Faktor risikonya adalah umur, tipe diabetes melitus, gangguan faktor pembekuan, dan penyakit ginjal.

Penyebab Retinopati Diabetik

Seperti disinggung di atas, retinopati diabetik disebabkan oleh penyakit diabetes. Komplikasi akibat diabetes ini menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah di bagian retina mata.

Retina adalah lembaran transparan tipis di bagian belakang bola mata yang sensitif terhadap cahaya. Fungsinya menangkap bayangan benda. Ketika bagian mata ini mengalami kerusakan, manusia tidak bisa melihat dengan optimal. Bahkan bisa menderita kebutaan.

Retina juga terkait dengan kelainan refraksi yang solusi paling efektifnya adalah operasi LASIK. Pada mata yang normal, cahaya sejajar yang berasal dari objek akan diteruskan oleh kornea dan difokuskan ke satu titik fokus tepat di retina.

Jika titik fokusnya jatuh di depan retina, terjadilah miopia (rabun jauh atau mata minus). Sebaliknya, jika titik fokusnya jatuh di belakang retina, terjadilah hipermetropi (rabun dekat). Sedangkan jika titik fokusnya menyebar, terjadilah astigmatisme (mata silinder).

Retina ini mengubah cahaya yang masuk ke mata menjadi sinyal listrik untuk kemudian diteruskan ke otak. Di otak, sinyal listrik itu akan dipersepsikan sebagai gambar.

Agar bisa berfungsi dengan baik, retina memerlukan pasokan darah dari pembuluh darah di sekitarnya. Pasokan ini tidak terpenuhi pada penderita diabetes. Sebab kadar gula darah yang tinggi menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan menghambat asupan darah ke retina.

Penyumbatan retina akan memicu terbentuknya pembuluh darah baru untuk mencukupi kebutuhan darah. Nah, pembuluh darah baru yang tidak bisa berkembang sempurna inilah yang rentan pecah.

Gejala Retinopati Diabetik

Pada awalnya, gejala retinopati diabetik tidak begitu terasa. Atau hanya gejala-gejala yang sifatnya ringan. Namun, seiring berjalannya waktu, akan muncul gejala-gejala sebagai berikut:

  • Penglihatan kabur atau samar
  • Kehilangan penglihatan mendadak pada satu atau dua mata
  • Terdapat bintik-bintik hitam pada visual
  • Mengalami fotopsia (merasakan kilatan cahaya di mata)
  • Kesulitan membaca atau melihat benda yang detail

Gejala-gejala ini umumnya baru terasa jelas ketika retinopati diabetik sudah parah atau masuk ke stadium akhir.

Karenanya, jika Anda menderita diabetes, lakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk memastikan mata tidak bermasalah. Segera hubungi dokter mata jika penglihatan kabur atau tampak berbintik-bintik.

Cara Mengobati Retinopati Diabetik

Pengobatan utama retinopati diabetik fokus pada penyembuhan diabetes pasien. Yakni dengan mengontrol gula darah dan tekanan darah. Sebab jika diabetesnya membaik, retinopati ini bisa tertangani.

Umumnya dokter akan memulai dengan anamnesis, yaitu tanya jawab terkait riwayat penyakit dan pola hidup. Dokter juga akan melihat bagian dalam bola mata menggunakan oftalmoskop dengan terlebih dahulu memberikan obat tetas mata untuk melebarkan pupil.

Pada pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa tanda retinopati diabetik, seperti:

  • Pembuluh darah abnormal
  • Pembengkakan dan tumpukan darah atau lemak di retina
  • Perdarahan di bagian tengah bola mata
  • Pertumbuhan pembuluh darah baru dan jaringan parut
  • Kelainan di saraf mata
  • Ablasio retina

Jika diperlukan, dokter akan melakukan tindakan lanjutan, seperti:

  • Terapi laser atau fotokougulasi
  • Injeksi VEGF inhibitor pada mata
  • Vitrektomi atau menyingkirkan semua/sebagian vitreous
  • Injeksi kortiskosteroid pada mata

Cara Mencegah Retinopati Diabetik

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Kaidah ini juga berlaku untuk retinopati diabetik. Sebelum terkena gangguang retina akibat diabet ini, lebih baik mencegahnya sedini mungkin. Cara mencegah retinopati diabetik adalah dengan mencegah diabetes. Yakni dengan menjaga kadar gula darah tetap normal.

Bagaimana jika terlanjur terkena diabetes? Berikut ini beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah retinopati diabetik:

  • Pantau kadar gula darah beberapa kali dalam sehari, laporkan ke dokter ketika kontrol.
  • Konsumsi makanan dengan gizi lengkap dan seimbang, perbanyak makan buah dan sayuran.
  • Batasi asupan gula dan lemak jenuh.
  • Turunkan berat badan hingga mencapai indeks massa tubuh (IMT).
  • Jaga kadar kolesterol dan tekanan darah agar tetap normal.
  • Lakukan olahraga dengan intensitas sedang (misal jalan cepat) minimal 150 menit per pekan.
  • Hindari merokok dan minuman beralkohol.
  • Gunakan obat pengontrol gula darah atau insulin sesuai dengan anjuran dokter.
  • Lakukan pemeriksaan mata secara rutin, minimal 1 tahun sekali.
  • Segera ke dokter bila merasa ada perubahan pada penglihatan, terutama gejala retinopati diabetik di atas.

Baca juga: Cara Menyembuhkan Mata Minus

Demikian pembahasan retinopati diabetik mulai dari gejala, penyebab, hingga bagaimana cara mengobati dan mencegahnya. Salam sehat. []