Operasional: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Operasional: Senin - Jumat | 09:00 - 20:00 WIB - Sabtu | 09:00 - 16:00 WIB

Atur jadwal kedatangan terlebih dahulu

Retinopati Hipertensi – Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

retinopati hipertensi

Retinopati adalah kerusakan pada retina yang mengganggu penglihatan hingga mengakibatkan kebutaan. Salah satu jenisnya adalah retinopati hipertensi. Apa saja gejala, penyebab, dan bagaimana cara mengobati retinopati hipertensi? Yuk simak penjelasannya!

Apa Itu Retinopati Hipertensi?

Retinopati hipertensi adalah kerusakan retina akibat hipertensi sistemik. Semakin lama pasien menderita tekanan darah tinggi, risiko penyakit ini semakin meningkat.

Saat hipertensi terjadi secara terus menerus, pembuluh darah di sekitar retina akan menebal. Pembuluh darah yang menebal membuat aliran darah ke retina tidak lancar. Semakin lama dan semakin parah, retina bisa terlepas dari posisinya. Hal inilah yang memicu kebutaan permanen.

Retinopati hipertensi umumnya ditemukan pada pasien usia 40 tahun ke atas. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini dialami oleh orang yang berusia di bawah 40 tahun yang memiliki tekanan darah tinggi di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.

Penyebab Retinopati Hipertensi

Seperti disinggung di atas, penyebab retinopati hipertensi yang paling utama adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi merupakan masalah kronis yang terjadi ketika tekanan darah dalam arteri terlalu tinggi.

Hipertensi terjadi jika peningkatan tekanan darah sistolik seseorang lebih dari 140 mmHg dan diastoliknya lebih dari 90 mmHg. Untuk validitas tekanan darah ini, lakukan pengukuran dua kali dengan jarak waktu lima menit dalam kondisi cukup istirahat. 

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukkan, angka prevalensi hipertensi penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas adalah 34,1 persen. Angka ini meningkat 8,3 poin dibandingkan data 2013 yang menunjukkan prevalensi 25,8 persen.

Hipertensi yang terus menerus menyebabkan pembuluh darah menebal, terjadi penyempitan. Akibatnya, asupan darah berkurang dan membuat retina tidak bekerja sebagaimana mestinya. Secara perlahan, retina mulai kehilangan kemampuannya dalam membentuk penglihatan dan pada akhirnya menyebabkan kebutaan.

Retina adalah lembaran transparan tipis di bagian belakang bola mata yang sensitif terhadap cahaya. Fungsinya menangkap bayangan benda. Ketika bagian mata ini mengalami kerusakan, manusia tidak bisa melihat dengan optimal, bahkan bisa menderita kebutaan.

Selain itu, retina juga berhubungan dengan kelainan refraksi lain dan solusi pengobatannya adalah operasi LASIK. Pada mata normal, cahaya sejajar yang berasal dari objek akan diteruskan oleh kornea dan difokuskan ke satu titik fokus tepat di retina

Jika titik fokusnya jatuh di depan retina, terjadilah miopia (rabun jauh atau mata minus). Sebaliknya, titik fokusnya jatuh di belakang retina, terjadilah hipermetropi (rabun dekat). Apabila terjadi penyebaran pada titik fokus, mata orang tersebut terkena astigmatisme (mata silinder).

Retina ini mengubah cahaya yang masuk ke mata menjadi sinyal listrik untuk kemudian diteruskan ke otak. Di otak, sinyal listrik itu akan dipersepsikan sebagai gambar.

Agar bisa berfungsi dengan baik, retina memerlukan pasokan darah dari pembuluh darah di sekitarnya. Pasokan ini tidak terpenuhi pada penderita hipertensi yang pembuluh darahnya menebal. Sebab penebalan itu membuat pembuluhnya menyempit dan menghambat asupan darah ke retina.

Kontributor retinopati hipertensi lainnya adalah kolesterol tinggi yang membuat pembuluh darah tersumbat. Apa yang mempengaruhi tingginya tekanan darah dan kolesterol? Di antaranya adalah kelebihan berat badan (obesitas), kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak mengonsumsi garam, dan stres.

Gejala Retinopati Hipertensi

Sering kali retinopati jenis ini tidak membawa gejala yang jelas, terutama di stadium awal. Namun sebagian pasien mengeluhkan sulit melihat karena buram. Ada pula keluhan rasa nyeri pada mata dan sakit kepala.

Untuk memastikan, perlu pemeriksaan secara khusus guna mengetahui gejala retinopati hipertensi. Biasanya, dokter mata akan menjalankan pemeriksaan fisik dan tindakan fundoskopi.

Dalam pemeriksaan oleh dokter mata, gejala retinopati hipertensi antara lain arteri yang menyempit dan berliku, eksudasi, terdapat bintik kapas (cotton wool spots), edema makula, papiledema (pembengkakan saraf optik), dan perdarahan retina.

Cara Mengobati Retinopati Hipertensi

Cara mengobati retinopati hipertensi yang paling utama adalah dengan mengurangi tekanan darah dan menjaganya pada level aman (120/80 mmHg). Jika tekanan darah di atas itu –terutama jika ada pembengkakan saraf optik, penderitanya perlu mendapat perawatan di rumah sakit.

Maka langkah pertama adalah mengubah gaya hidup. Gaya hidup tidak sehat dan stres menjadi pemicu utama hipertensi.

Untuk mendapatkan gaya hidup sehat, lakukan olah raga secara teratur minimal sepekan sekali, kurangi konsumsi sodium dan garam, perbanyak makan buah dan sayur, hindari rokok dan alkohol, istirahat yang cukup, dan kelola stres dengan baik.

Kedua, terapi obat. Tekanan darah bisa turun dengan obat-obatan. Sering kali dokter meresepkan obat diuretik untuk membuang kandungan garam berlebih dalam tubuh lewat urine. Ada pula obat-obatan untuk menghambat beta atau (beta-blocker) seperti atenolol, betaxolol, esmolol, metoprolol, dan biosprolol.

Selain itu ada pula obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah dengan cara melemaskan pembuluh darah untuk mencegah penyempitan. Istilahnya angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor.

Cara Mencegah Retinopati Hipertensi

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pepatah ini berlaku untuk retinopati hipertensi. Sebelum terkena gangguan retina akibat tekanan darah tinggi, lebih baik mencegahnya sedini mungkin. Cara mencegah retinopati hipertensi adalah menjaga tekanan darah tinggi dan kolesterol agar tetap stabil dengan mengatur pola hidup menjadi sehat.

Demikian pembahasan retinopati hipertensi mulai dari gejala, penyebab, hingga bagaimana cara mengobati dan mencegahnya.

Nah, untuk yang Anda mengalami kelainan refraksi pada mata, segera lakukan penanganan berupa operasi Lasik, apalagi jika memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi. Yuk lasik sekarang agar tidak bertambah parah!

Baca juga: Cara Menghilangkan Mata Minus